“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imran 104).
Senin 25 April 2022 Sesi 2 Pengajian PWM/PWA Jateng menghadirkan pembicara Akhmad Arif Rifan, SHI, M.S.I. Materi kedua dimulai pukul 13.00 WIB di ruang seba guna UMKU. Arif Rifan yang juga anggota Majelis Tablig PP Muhammadiyah menyampaikan materi tentang ‘Dakwah yang Memajukan dan Menggembirakan”. Menurutnya, Dakwah yang memajukan dan menggembirakan ialah yang mengikuti Al Qur’an dan Sunnah Nabi.
Dakwah merupakan sebaik-baik amal. Arif mengutip QS Fushiat ayat 33 “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?“. Ayat ini mempertegas gerakan dakwah Muhammadiyah yang terus diupayakan oleh Da’i Muhammadiyah. Setiap Da’i Muhammdiyah harus terpatri secara mendalam bahwa apa yang dilakukan (baca berdakwah) merupakan amal terbaik. Oleh karena itu harus diupayakan secara menarik, berbobot, hingga mampu menggembirakan. Semua itu dapat terealisasi dengan persiapan dan skill yang matang.
Perlu perhatian serius bagi pendakwah agar senantiasa memperhatikan jalinan diksi yang terangkai dalam setiap kalimat. Rangkaian kalimat terbaik hendaknya diketengahkan dalam kegiatan berdakwah. Menurutnya, mengutip Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Al-Quran, 6/295, beliau menjelaskan bahwa Kalimat dakwah adalah kalimat terbaik yang diucapkan dibumi ini. Ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Tetapi ia harus disertai dengan amal saleh yang membenarkannya, dan disertai penyerahan diri kepada Allah sehingga tidak ada penonjolan diri di dalamnya. Dengan demikian jadilah dakwah ini murni untuk Allah, tidak ada kepentingan bagi seorang dai kecuali menyampaikan. Setelah itu tidak pantas kalimat seorang dai kita sikapi dengan berpaling, adab yang buruk, atau pengingkaran. Karena seorang dai datang dan maju membawa kebaikan, sehingga ia berada dalam kedudukan yang amat tinggi.
Bulan Ramadhan ini menjadi momentum instrospeksi bahwa dakwah merupakan ruh bagi hidup dan gerak Muhammadiyah. Hal ini telah dicontohkan oleh K.H Ahmad Dahlan, beliau memberikan keteladanan kepada generasi penerus betapa perjuangan KH Dahlan sangat luar biasa. Ahmad Dahlan tampil berdakwah dengan ilmu, strategi seni budaya, dan hartanya. Hal itu dilakukan secara continue hingga Muhammadiyah dapat besar dan diteruskan oleh setiap generasi hingga semakakin maju dan semakin besar hingga saat ini.
Arif juga menjalsan cakupan dakwah Muhammadiyah dibagi dalam 3 hal: pertama, Dakwah pada bidang akhlak: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai- nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. Kedua, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Ketiga, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah Swt.
Dakwah di era digital yang terus mengalami perubahan secara cepat harus disikapi dengan cara-cara cerdas. Oleh karena itu perlu revitalisasi gerakan dakwah Muhammadiyah. Menurut Arif yang juga anggota Majelis Tabligh Muhammadiyah, revitalisasi dakwah tersebut mencakup lima hal, yaitu (1) revitalisasi institusi, (2) revitalisasi dai/mubaligh/ subyek dakwah, (3) revitalisasi materi dakwah, (4) revitalisasi metode/media dakwah, dan (5) revitalisasi metode/media dakwah. (Humas/AR )