KUDUS — Civitas akademika Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) yang terdiri atas Badan Pengurus Harian (BPH), dosen, hingga seluruh pegawai lainnya, mengikuti Pengajian yang berlangsung di Ruang Serbaguna 1 UMKU pada Senin, 15 Desember 2025 pagi.
Kali ini, pengajian yang diikuti oleh lebih dari 200 orang tersebut mengusung tema “Tafsir Surat Al-Ma’un”. Di mana UMKU menggandeng Abdul Wahid, S.Pd.I, M.H. dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus sebagai narasumber utama.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Wahid membuka pengajian dengan menjelaskan tentang fikih Surat Al-Ma’un. Ia mengatakan, Surat Al-Ma’un adalah inspirasi bagi Muhammadiyah untuk mengembangkan kepedulian melalui gerakan pelayanan.
Dalam Surat Al-Ma’un ditegaskan bahwa orang yang mendustakan Hari Pembelasan adalah mereka yang menelantarkan anak yatim dan orang miskin. Abdul Wahid kemudian menjelaskan tentang definisi seorang anak yatim dan orang miskin, termasuk kriterianya saat ini.
“Surat Al-Ma’un mengajarkan tentang kesadaran untuk menghadirkan diri sebagai pelayan-pelayan bagi anak yatim dan orang miskin dengan ikhlas dan bahagia, bukan dengan keterpaksaan,” kata Abdul Wahid.
Ia melanjutkan, ada 7 poin pengkhidmatan nyata yang bisa dilakukan seseorang untuk anak yatim dan orang miskin. Seperti dengan memberi santunan, mengelola harta yang dimiliki yatim dengan cara terbaik, mengurus, dan memberi perlindungan.
“Poin lainnya dengan memperhatikan masa depan mereka, menghindari perlakuan tidak adil, serta tidak berlaku kasar,” terangnya.
Abdul Wahid juga menegaskan, bahwa salah satu kebaikan yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah dengan suka rela memberikan infak untuk kepentingan orang lain, baik untuk keluarga, yatim, miskin, musafir, dan peminta-minta, serta memberikan infak suka rela untuk kepentingan kemanusiaan.
Kegiatan pengajian yang diselenggarakan UMKU kali ini berjalan dengan lancar. Semua civitas akademika UMKU mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Pengajian pun ditutup dengan doa bersama. (NR)
