KUDUS — Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), apt. Muhammad Nurul Fadel, M.Farm., melakukan uji aktivitas antidiabetes estrak daun sirsak (Annona muricata L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induksi aloksan pada hewan uji Mencit.

Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan Fadel. Di antaranya berkaitan dengan fakta bahwa penyakit diabetes mellitus masih menjadi salah satu penyakit peringkat tinggi di dunia.

Penatalaksanaan diabetes yang masih cukup mahal dengan beberapa efek samping obat hipoglikemik oral, membuat tanaman herbal mulai menarik perhatian. Salah satunya daun buah sirsak.

“Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dan dosis efektif ekstrak etanol daun sirsak terhadap penurunan kadar glukosa darah,” kata Fadel.

Ia melanjutkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induksi aloksan. Lalu, hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor.

Kelompok I kontrol negatif CMC 0,5%, kelompok II kontrol positif glibenklamid, kelompok III ekstrak etanol daun sirsak 2,8 mg/20 g BB mencit, kelompok IV ekstrak etanol daun sirsak 4,2 mg/20 g BB mencit, kelompok V ekstrak etanol daun sirsak 5,6 mg/20 g BB mencit.

Pemberian larutan uji dilakukan selama 14 hari setelah induksi aloksan dan pengukuran dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14. Kemudian, data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan anova satu arah dan uji post hoc.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak mengandung flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin yang diduga memiliki aktivitas antidiabetes,” ungkapnya.

“Pada dosis 4,2 mg/20 g BB mencit merupakan dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah karena memiliki efek penurunan yang sebanding dengan glibenklamid,” jelasnya melanjutkan.

Dari penelitian yang dilakukannya, Fadel menarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas antidiabetes pada mencit yang diinduksi aloksan, dengan dosis optimal 4,2 mg/20 g BB mencit yang menunjukkan efektivitas sebanding dengan glibenklamid (obat diabates).

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Rektor UMKU, Dr. Edy Soesanto, S.Kp., M.Kes menyampaikan apresiasinya. Pihaknya berharap, hasil penelitian salah satu dosen UMKU itu dapat bermafaat bagi banyak orang.

Sebagai informasi, publikasi penelitian ini menjadi bagian dari kampanye sains dan teknologi yang didukung oleh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek, melalui Program Kampanye Tematik Sains dan Teknologi (Resona Saintek) yang diterima UMKU. (NR)