International Webinar Series 1 : Pharmacy “Computing Technology and Herbal Medicine as an Alternative Medicine for COVID-19″

 

Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) mengadakan International Webinar Series 1 : Pharmacy yang bertemakan “Computing Technology and Herbal Medicine as an Alternative Medicine for COVID-19” via zoom. Seminar ini merupakan kegiatan dari Kantor Urusan International (KUI) . Rusnoto., SKM., M.Kes (Epid) selaku Rektor UMKU mengucapkan terima kasih kepada Superintendent of Taipei Hospital and Taiwan International Healthcare Training Center (TIHTC), Ministry of Healthcare and Welfare Taiwan, APTFI (Assosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia), PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia). Rusnoto menyampaikan bahwa tindak lanjut kerjasama dengan Taiwan pada tahun sebelumnya yaitu kegiatan student Exchange dan student mobility. Penciri apoteker di UMKU adalah klinisi herbal dan memang Taiwan ini keunggulannya adalah herbal medicine, sehingga kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang herbal, Jelasnya.

Anny Rosiana M. M.Kep., Sp.Kep.J Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Humas dan Kerjasama menyampaikan seminar ini merupakan salah satu bentuk kegiatan kerjasama antara Indonesia dengan Superintendent of Taipei Hospital and Taiwan International Healthcare Training Center (TIHTC) dan Ministry of Healthcare and Welfare Taiwan. Kerjasama ini diharapkan akan berlangsung berkesinambungan dalam rangka kontribusi UMKU dalam dunia pendidikan yang mendunia dan global, ungkapnya.

Terdapat 4 pembicara (speaker) seminar International ini yaitu Jackson Chieh-His Wu, Ph.D (Vice President and Professor Taipei Medical University., Dr. Chen Ming Chu (Director of Chinese Medicine Department Taipei Hospital, Ministry of Health and Welfare Taiwan)., Prof. Dr.apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc (President at Association of Indonesian Pharmacy Higher Education (APTFI) Indonesia)., apt. Zaenal Fanani.,M.Sc ( Head of Pharmacy Department).

Jackson Chieh-His Wu, Ph.D sebagai pembicara pertama memberikan materi terkait ”Pengobatan herbal untuk terapi kanker paru-paru”. Pengobatan herbal menggunakan bunga Sclareol. Berdasarkan penelitian, bunga Sclareol dapat dijadikan terapi Adjuvan yang mampu menghambat pertumbuhan dan migrasi sel kanker serta mampu menekan resistensi dan toksisitas dari penggunaan obat Cisplatin. Diharapkan dari penelitian ini bunga Sclareol dapat digunakan sebagai terapi Adjuvan kanker paru-paru sehingga penderita kanker mendapatkan terapi yang optimal dan efektif dan meminimalkan terjadinya efek samping obat pada kemoterapi.

Pembicara kedua Dr. Chen Ming Chu membahas tentang “Chinese Medicine as The Alternative Medication” Pentingnya Pengobatan Cina dalam alternatif  pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit . Contoh tanaman dalam Pengobatan Cina adalah Radix Rehmanniae Preparata yang bisa digunakan dalam pengobatan Diabetes dan Paria Cocos digunakan untuk mengurangi dermatitis. Tanaman tersebut juga bisa dikombinasikan dan dapat digunakan untuk penyakit Lupus dan Diabetes Tipe 2. Namun dalam penggunaannya harus melalui tahapan Quality Control (Kontrol Kualitas) oleh bagian farmasi yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kualitas dari produk yang dihasilkan sehingga masyarakat yang menggunakannya mendapat manfaat yang maksimal.

Pembicara ketiga Prof. Dr.apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc memberikan materi terkait “ The Role of Computing in Drug Discovery Efforts for COVID-19”. Pada saat pandemi COVID-19 ini sangat dibutuhkan terobosan baru yang mutakhir terkait pengobatan COVID-19. Hal ini tidak terlepas dari peran komputasi dalam penemuan obat baru. Salah satu peran komputasi dalam pandemi COVID-19 ini adalah pembuatan vaksin COVID-19. Pembuatan vaksin harus melalui beberapa tahapan  untuk menjamin keamanan dan efektivitas vaksin yang dibuat. Pembuatan vaksin sampai dengan sekarang sudah memasuki tahapan Uji Klinis Fase 3. Diharapkan vaksin COVID-19 bisa segera didistribusikan dan digunakan oleh masyarakat sehingga angka kejadian karena paparan COVID-19 bisa menurun.

Pembicara keempat apt. Zaenal Fanani.,M.Sc membahas tentang “The Potential of Eucalyptus oil as the Alternative Anti COVID-19”. Eucalyptus memiliki senyawa 1,8-cineole yang juga disebut eucalyptol yang merupakan komponen utama dari minyak atsiri yang ditemukan dalam daun eucalyptus. Namun, jika diklaim bahwa eucalyptus dapat membunuh virus corona penyebab Covid-19 masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Penelitian eucalyptus sebagai antivirus Covid-19, masih terbatas pada penelitian in vitro dan penelitian molecular docking atau simulasi komputer yang dilakukan dengan menyamakan molekul zat aktif pada eucalyptus dengan molekul protein virus SARS-CoV-2. Untuk bisa dikategorikan sebagai anti COVID-19 harus dilakukan beberapa tahapan yaitu uji invitro, uji pra klinik pada hewan, uji toksikologi, uji klinik pada manusia (invivo). Penelitian ini masih on going sampai uji klinis, sehingga diharapkan nanti menjadi Phytopharmaca anti Virus. (humas)

 

 

 

Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru UMKU