Haedar Nashir: Perubahan dapat Dilakukan dengan Mengubah Alam Pikiran, dari Kontraproduktif Menjadi Produktif

UMKU– Senin, (26/4) Universitas Muhamamdiyah Kudus mengadakan pengajian daring melalui zoom meeting dan diikuti oleh BPH, pegawai, pimpinan daerah dan masyarakat umum. Pengajian dengan tema “Tajdid Organisasi di Era Perubahan” ini merupakan rangkaian kegiatan ramadhan yang konsisten dilaksanakan setiap pagi dari hari senin hingga jumat. Pemateri kajian online kali ini diisi oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nasir, M.Si. dan di moderatori oleh Rizka Himawan, M.Psi.

Rektor UMKU, Rusnoto, SKM., Kes (Epid) mengungkapkan bahwa pengajian via daring ini merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan. “Pengajian online ini kami buka  untuk umum agar masyarakat, khususnya warga Muhamamdiyah bisa mengikuti dan menyimak apa yang disampaikan Prof Haedar. Ungkapnya.

Di awal materi, Haedar mendefinisikan tentang makna Tajdid. Menurutnya Tajdid memiliki empat arti, yakni tajdid yang bermakna pembaharuan, tajdid ini sudah melekat sebagai identitas dalam agama dan pergerakan. Yang kedua tajdid diartikan sebagai “mengembalikan” yakni mengembalikan sesuatu pada tempatnya. Lalu tajdid dapat diartikan sebagai “menghidupkan” atau membangkitkan sesuatu, dan yang terakhir yakni “memperbaiki” atau merekontruksi. Memperbaiki atau renovasi disini dapat diaplikasikan kepada sesuatu yang rusak menjadi hal yang baru, ia mengambil contoh tentang korupsi. Korupsi merupakan hal yang rusak maka harus di perbaiki.

Lebih lanjut Haedar menyampaikan bahwa tajdid memiliki pijakan yang kuat pada Islam, dan cenderung melekat pada Islam itu sendiri. Maka dari itulah, Islam selalu berusaha untuk memperbaharui, menghidupkan dan mengembalikan pada proporsinya.

Dalam surat Al-Alaq, yang merupakan wahyu yang pertama kali turun, memerintahkan umat untuk “membaca”, namun makna perintah membaca/ iqra dalam surat Al-Alaq bukanlah hanya membaca secara tekstual ataupun literal saja, lebih dari itu konsep saat Al-Quran diturunkan memanglah sebagai bacaan, yang terus dibaca. Maka Iqra bisa diartikan sebagai “tanadar” atau menelisik secara keilmuan.

Haedar melanjutkan bahwa membaca yang dapat diartikan sebagai menelisik secara keilmuan dapat diaplikasikan dengan membaca hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan, alam, lingkungan dan seterusnya. Diayat lain, Allah SWT juga memerintahkan untuk selain bertaqwa juga Tanadar/ mengingat masa depan yakni dalam surat An-hasr ayat 18. Kesadaran tentang masa depan penting untuk dunia dan juga untuk bekal di akhirat. Selaras dengan firman Allah dalam surat Al- Qashas 77 bahwa anjuran untuk mencari kepentingan hari akhir itu tidak seharusnya melupakan kehidupan di dunia. Mengolah kepentingan dunia untuk kepentingan akhirat dapat dilakukan dengan banyak hal, seperti berbuat baik, karena kebaikan itu sifatnya universal  dan dapat membawa orang pada kebaikan.

Namun, hal-hal baik tidak selayaknya dibarengi dengan perbuatan merusak, imbuhnya, jika berbuat baik misalkan dengan membangun tapi kemudian merusak, seperti melakukan korupsi atau melakukan kerusakan lingkungan, maka akan sia-sia.

Lebih lanjut Haedar juga menjelaskan bahwa dalam  surat Al-Baqarah terdapat peringatan untuk tidak melakukan kerusakan. ungkapnya.

Sebagai organisasi yang dinamis dan mengikuti pergerakan zaman, Haedar berharap warga Muhamamdiyah menyadari bahwa kemajuan Muhammadiyah tergantung dari warga Muhammadiyah itu sendiri. Ia menambahkan jika kita tertinggal maka jangan menyalahkan pihak-pihak lain, karena hati bisa mengukur dan menguji posisi kita.

Di Era Revolusi 4.0 dimana kehidupan saat ini diwarnai teknologi, maka diperlukan tajdid. Pembaharuan bisa dilakukan dibanyak hal, salah satunya dengan memperbaharui alam pikiran, yakni dengan mengubah alam pikiran dari kontraproduktif menjadi produktif. Umat Islam musti menjadi subjek bukan sekedar objek, bisa memilah mana informasi yang benar dan mana yang hoax. Jangan sampai tergerus menjaid pengikut dan penyebar berita yang belum tentu kebenarannya, dan jadilah pengguna media digital yang cerdas lagi mecerdaskan. Ungkapnya.

Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru UMKU