Kudus(14/8/23) Mahasiswa Prodi Profesi Bidang Universitas Muhammadiyah Kudus adakan kuliah komunitas. Kegiatan ini mengangkat tema Pengelolaaan KIA Berbasis Pemberdayaan Perempuan. Tema ini sengaja diangkat oleh mahasiswa sebagai upaya memp keilmuan kebidanan dengan problematika dan tantangan di komunitas.
Kuliah praktik komunitas tersebut diselenggarakan dengan tujuan menghasilkan lulusan Pendidikan Profesi Bidan, memiliki capaian pembelajaran (learning outcome) berdasarkan standar kompetensi Profesi Bidan. Standar yang dipakai mengacu pada acuan kurikulum Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia dan organisasi Profesi IBI dan standar KKNI.
Praktik komunitas ini dilaksanakan selama dua minggu dimulai tanggal 24 Juli – 6 Agustus 2023 di Desa Pesarean Kabupaten Tegal, mengusung Tema. Kegiatan dipusatkan di Posyandu. Selama praktik, mahasiswa mengadakan kegiatan senam lansia, penyuluhan kesehatan lansia, screening tekanan darah dan gula darah, serta penyuluhan mengenai tata cara tayamum bagi lansia yang sakit.
Kegiatan ini disambut dengan baik oleh Kepala Puskesmas Pakis Adiwerna, Kepala Desa Pesarean, Ketua RT, Ketua RW, Bidan Desa, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Antuasis Masyarakat Desa Pesarean terlihat dengan banyaknya warga yang mengikuti mengikuti kegiatan ini.
Ketua Prodi Profesi Bidan saat dihubungi menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen prodi dalam praktik keilmuan yang aplikatif. “Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) berupa pengabdian kepada masyarakat, mahasiwa kita dorong melakukan pendekatan manajemen kebidanan melalui pengkajian, survey mawas diri, analisis data hingga penentuan prioritas masalah yang selanjutnya dilakukan solusi penanganan masalah di komunitas” ujar Indah Puspitasari, S.It., M.Keb. Ia juga menambahkan “Strategi pelayanan kebidanan di komunitas dalam pengelolaan KIA didasari dengan konsep dan teori aplikatif praktik kebidanan secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam praktik komunitas baik pelayanan asuhan kebidanan maupun upaya promosi kesehatan” pungkasnya. (AR)
